Thursday, March 24, 2011

Vihara Vajrabodhi Direnovasi Para Donatur


Kota Bogor, PN---

Untuk lebih menambah kenyamanan dan ketenangan dalam menjalankan ibadah di vihara Vajrabodhi maka para pengurus serta para donatur telah melaksanakan renovasi di vihara tersebut.Acara peresmian pembaharuan vihara Vajrabodhi itu dilaksaksanakan pada hari minggu (22-maret-2011) yang baru lalu,dan dilaksanakan dari jam 8 s/d jam 12 siang.

Sementara itu dr.Johan selaku ketua panitia dalam acara peresmian vihara tersebut mengatakan kepada PN, bahwa Renovasi (pembaharuan) Vihara Vajrabodhi kedepannya akan ada kelanjutannya karena renovasi ini baru sementara saja (belum sepenuhnya) dan nanti akan ada renovasi lagi,ujarnya,Adapun para Donatur dari pembangunan renovasi ini,lanjut dr.Johan adalah sebagai berikut,Bpk.Budi Yuwono,Bpk Eddy Sugianto,Bpk Saiman,

Bpk.Yusup Tanjung,BpkAAN Sinanta,Bpk.Eddy Mulianto,Bpk.Adi Wisoko Kasman, Sdr.Jimmy S.Nilam,Sdr.Rudy Tirta,Bpk.Hermawan Liu,Bpk.Lim Cang Chen,Ibu.Chai Phei Li, Ibu. Gok A Mei,Ibu Lu Pek Eng serta Ibu Ana yang saat peresmian vihara melakukan pengguntingan pita bersama Y.M.Bhiksu Andhanavira Mahasthavira. Acara peresmian renovasi vihara vajrabodhi ini juga turut dihadiri umat vihara tersebut yang datang dari Jakarta serta dari Bogor.

Saturday, October 23, 2010

21 Juli 2010 .... hari perpisahan....

Tengah malam.....
Malam itu saya kerja lembur, tiba sampai rumah, sudah malam sekali, setelah makan malam dan mandi..
saya melihat ada miscalled dari adik ipar saya...

kemudian saya langsung menelpon adik ipar saya.... "ada apa ko Benny?"

"Amei pendarahan... " kabar dari adik ipar saya, bahwa adik saya sesudah melahirkan, anaknya selamat, tetapi adik saya sekarang pendarahan...

Saya mengajak istri saya untuk mendoakan semoga adik saya tidak kenapa-napa.

Saya tidak tahu harus bagaimana....
 entah harus membangunkan Papa Mama... atau bagaimana...
Kemudian saya tidur. Sekitar jam 3 dini hari, telepon saya berdering, dari kakak iparnya ko Benny, mengabarkan bahwa "Amei sudah tiada"

Saat itu juga saya menangis sehabis-habisnya. Kenapa kejadiannya begitu cepat. Kenapa saya tidak bertindak cepat. Apa yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan adik saya? Saya terbata-bata, membangunkan istri saya, dan kemudian Papa dan Mama, dan Diana dan Andy. Kami sekeluarga menangis.
Tidak dapat kami bayangkan, mengapa semuanya itu terjadi begitu cepatnya.
Bahkan kami belum sempat berbincang-bincang, dan banyak momen-momen yang tidak sempat kami lalui bersama dengan Amei.

Kami buru-buru, walaupun sudah terlambat, kami pergi ke rumah sakit dimana Adik saya melahirkan Nikki.
Ditengah perjalanan, kami memutuskan untuk sekalian menjemput Suti, adik kami.


Setiba di rumah sakit, Amei masih berada di ruang ICU, tetapi sudah tidak bernafas lagi. Adik tercinta kami telah meninggalkan kami.
Ko Benny beberapa kali mengucapkan "wo bu neng mei yu ni, A mei...." saya tidak bisa kalau tanpa dirimu, Amei....

Kami semua menangis, tapi sudah terlambat, Amei sudah pergi, dan Amei tidak bisa mendengar kami lagi, tidak bisa menjawab kami lagi, tidak bisa menenangkan kami lagi.